Little Paris
Hello! Wallo!

Assalamualikum! Hi I'm Nurul Natasha. Welcome to My Paris Town.


Entries About Linkies Stuff


Walking Talking

Big Clap

Template: Intan Aqilah
Basecodes: Yaya
Others:   


melupakan seseorang yg sye syg..


     Masih banyak orang yang sulit untuk melupakan orang yang di sayanginya, tapi jika anda tau cara melupakannya, maka ini tidak akan sesulit yang anda pikirkan. Mungkin anda bertanya "Apa mungkin kita bisa melupakan orang yang kita sayangi, bukankah itu sangat sulit ?" Ya ! itu memang sulit, tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
       Sekarang pertanyaan'nya, apakah anda mau atau tidak untuk melupakan orang yang anda sayangi itu ?
karena untuk melupakan seseorang yang perlu anda lakukan adalah memiliki  "keyakinan yang kuat untuk melupakan orang yang ingin anda lupakan"

       Sebelumnya ada beberapa alasan kenapa anda ingin melupakan orang yang anda sayangi :
1. Orang yang anda cintai, tidak pernah mencintai anda.
2. Orang yang anda cintai, mencintai teman anda atau mungkin sahabat anda.
3. Orang yang anda cintai, menghianati ataupun memutuskan hubungan dengan anda, dan beberapa alasan lainnya.

       Tapi apapun alasannya, anda seharusnya tidak mengharapkan seseorang yang memang tidak mengharapkan anda, lebih baik anda menutup hati anda untuknya dan membuka lagi hati anda untuk seseorang yang benar-benar mencintai anda.

        Agar anda bisa menutup hati anda dan melupakan orang yang anda sayangi, saya telah membuat sebuah Ebook (Electronic Book) yang berjudul "Melupakan Orang Yang Kita Sayangi" sebanyak 10 Halaman. Saya membuatnya dalam sebuah ebook atau buku elektronik, karena jika saya memberitahukan caranya disini akan sangat rumit dan sulit dibaca ataupun akan sulit untuk di pahami, karena itulah dibuat dalam bentuk ebook.

   Tapi ini tidak gratis ? (Nah .. loh ..Jadi ini harus bayar ya !)
Tenang saja, anda tidak akan membayarnya dengan uang koq ? tapi anda akan membayarnya dengan memberikan sebuah informasi. (Bagaimana caranya?)

    Mudah saja, anda tinggal memberikan 2 komentar dan 1 like pada salah satu artikel di web ini?
Web yang mana ? (web http://semuanya-tentang-cinta.blogspot.com/ ini)

Komentar dan like dimana ?
   Pada salah satu Artikel di web ini, sudah disediakan tombol like dan kotak komentar facebook yang tinggal anda isikan komentar dan klik suka.

Kenapa harus memberikan 2 komentar dan 1 like ?
   Karena secara tidak langsung anda telah memberitahukan halaman ini kepada teman Facebook Anda.  Dengan begitu anda telah memberikan sebuah informasi tentang "cara melupakan orang yang kita sayangi" .

   Mungkin anda tidak terlalu memerlukan ebook ini, tapi bagaimana dengan orang yang ingin sekali melupakan seseorang yang disayanginya ? Karena bisa saja ada orang yang salah Jatuh Cinta, ada orang yang sedang mengalami sakit hati karena putus cinta dan lain sebagainya.

Lalu Bagaimana jika saya tidak membagikan halaman ini ?
     Tentu saja tidak boleh... Untuk mendapatkan ebooknya, anda harus membagikannya ke teman anda. Karna orang lainpun berhak mempunyai ebooknya. Ayolah ... Hanya tinggal memberikan 2 komentar anda dan mengklik like pada salah satu artikel yang anda sukai . (tidak sulit kan?)

    Saya mengharapkan komentar anda berisi krtitik dan saran, guna melihat kesalahan web ini dan juga agar bisa memperbaiki kesalahan tersebut. sehingga web ini kedepannya akan lebih baik lagi.

      Baiklah ... saya yakin anda adalah orang yang jujur dan sudah membagikan halaman ini ke teman FB anda, dengan memberikan 2 komentar dan 1 like, dan saya sangat berterimakasih jika anda sudah melakukannya.

       Karena dengan begitu saya berharap akan ada banyak orang yang membaca ebook ini dan yang lebih bagus lagi akan ada banyak orang yang berhasil menyembuhkan rasa sakit hatinya karena orang yang disayanginya.
 Ok....!

     Jika anda memang sudah benar-benar memberikan komentar dan like anda, silahkan Klik disini untuk mendownload ebooknya.
"Jika Kita Bisa Menuliskan Rasa Cinta Dalam Hati Kita...
     Maka... Kitapun Bisa Untuk Menghapusnya"


CERITA KAWAN LAME AQ....



Kawan lelaki aku tu boleh tahan kacaknya macam mamat Korea ni juga. =)
Assalamualaikum.

Aku tak tahu bagaimana harus mulakan ayat dan bercerita. Ikut je la k.

Aku jenis sempoi-jenis reti kawan dengan lelaki. Kadang-kadang aku terlupa yang aku ni perempuan. Haha, dah teruk krisis identiti. Tapi jap je aku terlupa diri bila dengan kawan-kawan lelaki aku (ayat cover). So, sape nak kawan dengan aku, dialu-alukan =)

Aku nak kongsikan kisah kawan-kawan lelaki aku. Erk, macam jahat plak aku ni. Pada aku, mungkin aku dah terbiasa ada kawan lelaki, dah tak rasa janggal. (Tolong tegur aku, kalau aku salah).


Aku ada seorang kawan lelaki. Aku rapat dengan dia. Masalah dia ada dalam poket aku. Aku kenal dia macam mana. Walaupun dia macam agak teruk dengan orang lain tapi dengan aku dia baik. Ramai kawan-kawan aku duk kutuk dia. Tapi aku bantah dan mempertahankan dia sebab aku kenal dia. Aku boleh faham dia. Kadang-kala aku rasa dia macam adik lelaki kesayanganku (sorang je adik lelakiku).

Tapi hubungan kami terputus kerana aku terlepas cakap pada sorang awek kesayangannya. Dia pinjam duit awek tu. Katanya dia tak ada duit. Rerupanya dia nak beli handphone je. Masa aku jumpa dia atas tujuan nak serahkan baju tempahan, dia tunjukkan aku handphone barunya. Bila aku tanya, dia kata itu duit dia. Terkejut juga aku sebab aku kan kenal dia, jadi aku tahu la dia ada duit ke tak.

Awek dia tu pun kawan aku. Kami saling kenal. Jadi, aku kesian pada awek ni. Aku cerita pasal perangai sebenar kawan lelakiku itu. Kemudian, kawan lelaki aku tahu pasal ni. Dia marah aku. Dia cakap dah tak nak kawan dengan aku. Aku sedih gile malam tu. Aku nangis je. Aku dah tak kisah dah orang nak tengok pun.. 


KISAH CINTA YG PALING SEJATI..


Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.
Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”
Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.
Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.
Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.
Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah akumanyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.
Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.
Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.
”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.
”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.
Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.
Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.
Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.
”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.
Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.
Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.
Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.
”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.
Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?
Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?
Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.
Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.
Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.
Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Lewat kata yang tak sempat disampaikan
Awan kepada air yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *

4 AKAUN 2 DI SMK TAMBUN

Pada 21/3/2013 budak kelas 4 AK 2 mentunggang tebalik kelas kami(1 WAWASAN)...Kami berasa marah kepada mereka...Cikgu Hazlin mengambil gambar kelas kami dan memberikan kepada pengetua...Kami berharap mereka smua akan didenda..Kerusi saya sampai goyang...teruk betoi mereka...(4 AK 2)...